Ternyata selama ini anggapan saya akan Indonesia belum tentu benar.. Ternyata selama ini, sesama bangsa Indonesia-pun saling bentrok dalam menjalankan kemerdekaan ini..
Orang-orang yang besar jasanya untuk Indonesia, dilenyapkan begitu saja.
Sebut saja Tan Malaka dan Amir Sjarifoeddin.
Tan Malaka hilang dari muka bumi tahun 1949. Belakangan ketauan beliau ditembak tentara TNI.Padahal beliaulah yang pertama kali menyebut REPUBLIK INDONESIA. Bahkan mendirikan partai Republik Indonesia tahun 1927 dimana 2 tahun sebelumnya menerbitkan tulisan berjudul “Menuju Republik Indonesia”.
Beliau mulai dianggap membahayakan karena sewaktu pulang ke Indonesia dari luar negeri (beliau pergi ke luar negeri menghindari kejaran Belanda), beliau kaget dengan keadaan Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Sutan Sjahrir sebagai Perdana Menteri.
Diceritakan Tan Malaka, seorang komunis dan sempat menjadi figur penting PKI, adalah figur dibalik penculikan Sutan Sjahrir. Belakangan beliau maju kehadapan Bung Karno dan menawarkan agar kabinetnya Sutan Sjahrir dirombak dan diganti dengan tim yang baru, didalamnya ada Tan Malaka sendiri dan nama-nama lain seperti misalnya Mohammad Yamin. Orang yang menulis naskah Sumpah Pemuda
Sutan Sjahrir sendiri sebelum menjabat sebagai Perdana Menteri (yang juga merupakan perdana menteri termuda di dunia) adalah sosok sosialis yang paling giat menyerang Bung Karno.
Kalau Bung Karno dikenal sangat pro persatuan dan kesatuan, Sjahrir justru merasa sebaliknya. Beliau merasa kalau persatuannya dipaksakan hanya akan “melahirkan anak-anak banci”. Begitu istilah beliau.
Pada umur 36 tahun, Sutan Sjahrir menjabat sebagai Perdana Menteri. Namun kiprah beliau tidak disetujui oleh Tan Malaka. Sjahrir lewat perjanjian dengan Belanda hanya minta pengakuan kedaulatan Jawa dan Madura kepada Belanda. Sementara Tan Malaka dari PKI meminta pengakuan kedaulatan PENUH. Se-Indonesia raya. (membingungkan kan? )
Sjahrir pada kenyataannya memang merupakan sosok yang sukses memerdekakan Indonesia dengan Diplomasi. Adalah pidato beliau dan argumen beliau yang mematahkan semua argumen dan serangan perwakilan diplomat dari Belanda di depan Dewan Keamanan PBB.
Kekalahan Van Kleffens menjadikan dirinya ditarik dari posisi mewakili Belanda dan ditempatkan sebagai Duta Besar Belanda di Turki. Menandakan kekalahan diplomat senior dengan diplomat muda bernama Sutan Sjahrir yang populer di mata wartawan internasional yang meliput kala itu. Karenanya Sjahrir dijuluki The Smiling Diplomat.
Sjahrir hubungannya memburuk dengan Bung Karno lalu tahun 1962 beliau dipenjara tanpa pernah disidang. Ketika beliau terserang stroke, beliau diijinkan untuk berobat ke Zurich, Swiss. Di Bandara, seorang sahabat melepas kepergian beliau beruraian airmata. Sahabat tersebut adalah Sugondo Joyopuspito. Sugondo adalah wakil ketua PSI, partai sosialis yang didirikan oleh Sjahrir. Sugondo Joyopuspito pada umur 23 tahun adalah ketua yang memimpin Kongres Pemuda 2 yang melahirkan Sumpah Pemuda
Sama halnya dengan Amir Sjarifoeddin yang sempat jadi Perdana Menteri walau hanya 1 tahun dan turun dengan sukarela ketika dianggap tidak sukses mewakili Indonesia dalam Perjanjian Renville. Beliau sempat menjadi Menteri Pertahanan dan dikenal oleh Belanda sebagai seseorang yang tidak mengenal takut.
Sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh NEFIS (Netherlands Expeditionary Forces Intelligence Service), instansi rahasia yang dipimpin Van Mook, tertanggal 9 Juni 1947 menyatakan bahwa beliau tertawa ketika disiksa Belanda. Termasuk ketika digantung terbalik dengan kaki di atas.
Merinding membayangkannya...
Ketika peristwa PKI Madiun terjadi di tahun 1948, Bung Hatta memerintahkan agar Amir Sjarifoeddin ditangkap dengan tuduhan berusaha untuk mendirikan negara komunis di Madiun. Amir Sjarifoeddin sedang berada di Yogyakarta saat itu dibawa TNI. Desember 1948, beliau ditembak di kepala oleh seorang perwira TNI.
Perhatikan bagaimana orang-orang yang penting dalam mendirikan Indonesia sejak 1920an adalah orang orang Sosialis yang pada akhirnya, tidak lagi diterima di Indonesia.
Membingungkan rasanya bagaimana tokoh-tokoh yang sejak dahulu kala berjuang bersama-sama untuk kemerdekaan Indonesia, malah saling bertolak belakang dan memiliki cara sendiri-sendiri untuk mempertahankan dan menjalankan kemerdekaan ini.
Inilah Indonesia yang sesungguhnya terjadi.Inilah Indonesia yang kita tidak tahu.
Orang-orang yang besar jasanya untuk Indonesia, dilenyapkan begitu saja.
Sebut saja Tan Malaka dan Amir Sjarifoeddin.
Tan Malaka hilang dari muka bumi tahun 1949. Belakangan ketauan beliau ditembak tentara TNI.Padahal beliaulah yang pertama kali menyebut REPUBLIK INDONESIA. Bahkan mendirikan partai Republik Indonesia tahun 1927 dimana 2 tahun sebelumnya menerbitkan tulisan berjudul “Menuju Republik Indonesia”.
Beliau mulai dianggap membahayakan karena sewaktu pulang ke Indonesia dari luar negeri (beliau pergi ke luar negeri menghindari kejaran Belanda), beliau kaget dengan keadaan Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Sutan Sjahrir sebagai Perdana Menteri.
Diceritakan Tan Malaka, seorang komunis dan sempat menjadi figur penting PKI, adalah figur dibalik penculikan Sutan Sjahrir. Belakangan beliau maju kehadapan Bung Karno dan menawarkan agar kabinetnya Sutan Sjahrir dirombak dan diganti dengan tim yang baru, didalamnya ada Tan Malaka sendiri dan nama-nama lain seperti misalnya Mohammad Yamin. Orang yang menulis naskah Sumpah Pemuda
Sutan Sjahrir sendiri sebelum menjabat sebagai Perdana Menteri (yang juga merupakan perdana menteri termuda di dunia) adalah sosok sosialis yang paling giat menyerang Bung Karno.
Kalau Bung Karno dikenal sangat pro persatuan dan kesatuan, Sjahrir justru merasa sebaliknya. Beliau merasa kalau persatuannya dipaksakan hanya akan “melahirkan anak-anak banci”. Begitu istilah beliau.
Pada umur 36 tahun, Sutan Sjahrir menjabat sebagai Perdana Menteri. Namun kiprah beliau tidak disetujui oleh Tan Malaka. Sjahrir lewat perjanjian dengan Belanda hanya minta pengakuan kedaulatan Jawa dan Madura kepada Belanda. Sementara Tan Malaka dari PKI meminta pengakuan kedaulatan PENUH. Se-Indonesia raya. (membingungkan kan? )
Sjahrir pada kenyataannya memang merupakan sosok yang sukses memerdekakan Indonesia dengan Diplomasi. Adalah pidato beliau dan argumen beliau yang mematahkan semua argumen dan serangan perwakilan diplomat dari Belanda di depan Dewan Keamanan PBB.
Kekalahan Van Kleffens menjadikan dirinya ditarik dari posisi mewakili Belanda dan ditempatkan sebagai Duta Besar Belanda di Turki. Menandakan kekalahan diplomat senior dengan diplomat muda bernama Sutan Sjahrir yang populer di mata wartawan internasional yang meliput kala itu. Karenanya Sjahrir dijuluki The Smiling Diplomat.
Sjahrir hubungannya memburuk dengan Bung Karno lalu tahun 1962 beliau dipenjara tanpa pernah disidang. Ketika beliau terserang stroke, beliau diijinkan untuk berobat ke Zurich, Swiss. Di Bandara, seorang sahabat melepas kepergian beliau beruraian airmata. Sahabat tersebut adalah Sugondo Joyopuspito. Sugondo adalah wakil ketua PSI, partai sosialis yang didirikan oleh Sjahrir. Sugondo Joyopuspito pada umur 23 tahun adalah ketua yang memimpin Kongres Pemuda 2 yang melahirkan Sumpah Pemuda
Sama halnya dengan Amir Sjarifoeddin yang sempat jadi Perdana Menteri walau hanya 1 tahun dan turun dengan sukarela ketika dianggap tidak sukses mewakili Indonesia dalam Perjanjian Renville. Beliau sempat menjadi Menteri Pertahanan dan dikenal oleh Belanda sebagai seseorang yang tidak mengenal takut.
Sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh NEFIS (Netherlands Expeditionary Forces Intelligence Service), instansi rahasia yang dipimpin Van Mook, tertanggal 9 Juni 1947 menyatakan bahwa beliau tertawa ketika disiksa Belanda. Termasuk ketika digantung terbalik dengan kaki di atas.
Merinding membayangkannya...
Ketika peristwa PKI Madiun terjadi di tahun 1948, Bung Hatta memerintahkan agar Amir Sjarifoeddin ditangkap dengan tuduhan berusaha untuk mendirikan negara komunis di Madiun. Amir Sjarifoeddin sedang berada di Yogyakarta saat itu dibawa TNI. Desember 1948, beliau ditembak di kepala oleh seorang perwira TNI.
Perhatikan bagaimana orang-orang yang penting dalam mendirikan Indonesia sejak 1920an adalah orang orang Sosialis yang pada akhirnya, tidak lagi diterima di Indonesia.
Membingungkan rasanya bagaimana tokoh-tokoh yang sejak dahulu kala berjuang bersama-sama untuk kemerdekaan Indonesia, malah saling bertolak belakang dan memiliki cara sendiri-sendiri untuk mempertahankan dan menjalankan kemerdekaan ini.
Inilah Indonesia yang sesungguhnya terjadi.Inilah Indonesia yang kita tidak tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar