Minggu, 10 Juli 2011

KERAGUAN bisa menjadi anugerah yang luar biasa.

Memang, apapun yang gue ceritakan sebelumnya berdasarkan sumber-sumber yang subjektif. Tapi sebenarnya, sejarah yang tercatat di buku-buku pelajaran kitapun sebenarnya subjektif. Dan gue harap teman-teman baca postingan yang sebelum-sebelumnya.

Hari ini, Indonesiapun bukannya luput dari kesalahan, keburukan yang memalukan.Indonesia masih memegang posisi sebagai negara paling korup se-Asia Tenggara.

Kendatipun begitu, kitapun merasakan bahwa masa sekarang sama sekali berbeda dengan masa lalu di era kepemimpinan Pak Harto misalnya.Hari ini, setiap hari kita buka koran, ada artikel tentang pemberantasan korupsi, persidangan koruptor, dll.Namun yang membuat kita semua pusing adalah dagelan dagelan para dalang kebusukan ini.
Kasus KPK, Kepolisian, Dinas Perpajakan, Kehakiman, Kejaksaan Agung, dan siapapun yang terkait ini seakan akan tidak ada ujungnya.

pandji,ketika mewawancara Bang Adnan Buyung Nasution. dia tanya 3 lembaga paling korup di Indonesia. Seakan seperti refleks beliau menjawab dengan cepat dan yakin: “Kehakiman , Kejaksaan, Kepolisian.” Lalu beliau menambahkan “Ada lagi... Pengacara.”

Dengan mengetahui fakta tadi, siapa yang tidak pusing dengan penegakkan hukum di Indonesia?Apalagi ada begitu banyak kasus yang belum juga usai.

Tidak usah kita bicarakan Gayus dan Susno.. Bagaimana dengan Century? Bagaimana dengan MUNIR? Bagaimana dengan kerusuhan mei 98? Bagaimana dengan semua ketidak adilan yang tidak pernah ditegakkan?
Bahkan dunia perekonomian kitapun tidak luput dari kebusukan.

Adalah @revolutia yang membicarakan soal ini di twitter... Dia memulai dengan bertanya “Tahukah anda mengapa pemerintah terasa sekali mendukung pengusaha non pribumi?”
Jawaban umumnya adalah bahwa pengusaha non pribumi kemampuan bisnisnya baik dan koneksinya luas. Itu, menurut @revolutia adalah jawaban yang salah.

Sebenarnya, pemerintah di jaman ORBA ingin stabilitas politik dengan memberikan monopoli atau semi-monopoli kepada pengusaha non pribumi sambil menjauhkan mereka dari ranah politik.Karena kalau uang digunakan sebagai senjata politik, maka kestabilan dunia politik bisa berantakan.

Ini yang sebenarnya mulai terlihat. Bayangkan orang yang punya uang tak terhingga banyaknya, punya kekuatan media, dan memiliki kekuatan politik.Orang tersebut antara bisa membawa kebaikan, atau sebaliknya malapetaka untuk kestabilan negara. Tergantung nuraninya Mungkin dari sini mulai terbayang mengapa dunia politik Indonesia sekarang sedang bergejolak.

Apalagi mengingat menteri keuangan kita Ibu Sri Mulyani bukan datang dari partai manapun. Sehingga tidak bisa mewakili kebutuhan politis partai.Susah sekali saat ini untuk meyakini bahwa setiap partai yang ada di Indonesia itu bersih dari korupsi dan kolusi. Susah sekali untuk meyakini bahwa mereka adalah benar benar wakil rakyat.
Terutama ketika kita menilai kiprah mereka..

Kebanyakan dari rakyat Indonesia memberikan nilai buruk pada rapor anggota DPR.Baik buruk secara moral, maupun dari hasil kerja mereka.Tidak satu dua kali RUU yang mereka rumuskan mendapatkan reaksi buruk dari rakyat terutama dari kalangan terdidik (sebenarnya ini juga potret praktek demokrasi yang baik di Indonesia ketika rakyatnya bisa mengontrol legislatifnya) dari urusan perfilman, pornografi, pendidikan, perpajakan, dll.

Kaum terpelajar menilai bahwa DPR diisi oleh orang orang yang kurang kompeten di bidangnya. Tapi ini dilematis karena orang orang yang “katanya” terbaik di bidangnya memilih untuk tidak mau jadi anggota DPR dengan alasan menginginkan kebebasan untuk terus berkarya. “Emang gue ga ada kerjaan lain apa?”

Lalu kalau orang orang terbaik bangsa ini tidak mau menjadi anggota DPR maka apakah itu tandanya kita harus menyerah dengan keadaan DPR kita selalu dan selamanya diisi oleh “second best” ?Lingkaran setan yang absurd.
ini yang terpenting
gue tidak ingin teman-teman untuk cinta buta terhadap Indonesia.
gue ingin teman-teman untuk tahu sejarah yang buruk dari Indonesia, penyelewengan fakta, di luar hal-hal yang sudah anda tahu buruk dari Indonesia seperti misalnya korupsi dan lain-lain.

Mengapa gue ingin teman-teman untuk tahu semua itu?Agar Anda punya kesempatan untuk RAGU.“Kesempatan untuk ragu?”Ya. KERAGUAN bisa menjadi anugerah yang luar biasa.
Keraguan membuat kita mempertanyakan kembali keyakinan kita.Kalau kita kembali dari keraguan itu, maka keyakinan kita akan jadi jauh lebih kuat.pandji mengatakan hal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar