Senin, 12 Desember 2011

Cerita Tentang Ganja

Daun ganja, tersebar di 2/3 permukaan bumi menjadikannya sebagai salah satu tanaman yang paling mudah tumbuh di mana mana.Tidak ada 1 pun produk di muka bumi ini, yang tidak bisa dibuat oleh ganja.

Sejak dulu, pelaut menggunakan serat ganja untuk tali temali mereka, pakaian, layar, dll
Daun ganja adalah tanaman yang paling dimanfaatkan diseluruh muka bumi, hingga tahun 1930.Apa yang terjadi tahun 1930? Amerika, krisis ekonomi parah.

Dalam kondisi tersebut, mereka harus mengembalikan kondisi keuangan mereka. Saat itu, Amerika mengembangkan serat sintetis.Serat sintetis ini, diproduksi dengan teknologi manufaktur yang saat itu hanya dimiliki Amerika. Sialnya, karakteristik dan kualitasnya serupa dengan serat dari daun ganja. Sementara daun ganja, tidak perlu menggunakan teknologi rumit untuk pemanfaatannya. Singkatnya, dagangan amerika, jeblok.

Amerika, kemudian mengeluarkan larangan terhadap tanaman Ganja dan merupakan negara pertama dalam sejarah yang melakukan pelarangan tersebut. Pelarangannya dikaitkan dengan isu ras, dengan melemparkan kabar bahwa ganja yang dihisap akan membuat budak budak kulit hitam beringas. Larangan ini disebarkan ke seluruh dunia.

Tidak lama, Amerika menjilat ludah sendiri ketika mereka memasuki Perang Dunia ke 2. Kemampuan produksi serat sintetis mereka tidak bisa mencukupi kebutuhan perang. Akhirnya, mereka kembali menggunakan serat ganja untuk seragam, tas, tali temali, parasut, dll.

Setelah Perang Dunia 2, black campaign Amerika terhadap ganja menggunakan metoda yang berbeda. Mereka mulai menyebarkan info bahwa Ganja bikin bodoh, bikin ketergantungan. Lewat PBB, mereka menyebar luaskan propaganda ini.

Ini menjawab tanda tanya besar “Mengapa sebuah tanaman yang dimanfaatkan di seluruh dunia selama ribuan tahun tiba tiba bisa jadi sesuatu yang jahat?”. Karena ulah Amerika di atas tadi.Apakah pemanfaatan ganja bisa mengejar Millenium Development Goals? Bisa menekan angka kemiskinan? Bisa.Dan sudah terbukti.Di mana? Cina.

Cina, tidak menyetujui ganja untuk dihisap, tapi memanfaatkan daun ganja untuk industri.
Industri untuk apa? Untuk apa saja.

Industri pakaian, serat ganja adalah serat pakaian kualitas terbaik makanya dipakai untuk baju perang dan parasut.Industri kendaraan (Henry Ford yang melihat minyak bumi akan kelak habis mengembangkan kendaraan yang tubuhnya terbuat dari serat ganja dan jaland engan biofuel dari ganja).Industri medis, tercatat daun ganja dimanfaatkan jadi bagian dari pengobatan alzheimer, glaukoma, HIV/AIDS, Asma, kanker, Distonia, Epilepsi, Tuberkulosis, Sindrom Tourette, Osteoporosis, Kardiovaskular, Diabetes, dan masih banyak lagi penyakit yang kalau saya sebut akan sangat menyita tulisan ini. Ketika Amerika berencana menghentikan ganja medis, diprotes keras. Oleh kalangan dokter :).

Industri kertas,  sekedar mengingatkan “Declaration Of Independence” Amerika serikat ditulis di atas hemp. Varian ganja untuk industri. 97% buku yang dicetak antara tahun 1900 – 1937  (waktu masih pakai ganja) masih kuat sampai 300-400 tahun sementara kertas dari serat kayu bertahan rata rata hanya selama 50 tahun. Untuk membuat kertas dengan jumlah yang sama, kertas dari serat pohon akan memakan lahan hutan lebih luas daripada kertas dari serat ganja.Ada banyak sekali pemanfaatan daun ganja untuk industri yang sudah digunakan dengan lazim oleh negara lain KECUALI oleh Indonesia.

****
Tulisan di atas gue kutip dari tulisan pandji,dia adalah salah seorang yang mendukung legalisasi ganja.Sampai ribut di twitter gara-gara doi bilang "Semua oang pernah nyimeng,SBY pun mungkin pernah nyimeng".

Masih banyak perdebatan tentang ganja di Indonesia.
Masih banyak dari kita yang belum tahu ganja itu sebenarnya apa,dan gue pun belum mengetahui semuanya.
Tapi,persepsi gue,mungkin aja salah.
Ganja buat berhalusinasi.Mereka yang senang “berhalusinasi” tersebut merupakan orang-orang yang merasakan himpitan yang sangat berat di dada mereka. Takut melihat dan menghadapi kenyataan yang memang akan terasa berat bagi meraka yang enggan menggunakan akalnya dan cenderung mengagungkan hawa nafsunya. 

Mereka sebenernya ingin meraih kebahagian, namun mereka gak siap tuk menjalani prosesnya yang memang membutuhkan kerja keras. Mereka cenderung memilih jalan pintas dengan hanya berangan-angan, memenuhi setiap sudut rongga kepalanya dengan khayalan-khayalan semu yang mereka sebut “Kreativitas”. Dan Mengkonsumsi ganja adalah salah satu cara yang efektif tuk menciptakan kondisi seperti itu. Mereka takut berjalan diatas alam sadar. Mereka cenderung memilih hidup di alam-alam mimpi mereka. Berhalusinasi, beranga-angan, melambungkan khayalnya setinggi langit seolah-olah kaki mereka sudah tidak menginjak tanah di bumi ini lagi. Tapi begitupun mereka gak akan pernah mengakui klo mereka dalam keadaan tidak sadar. Karena mereka sendiri sudah kehilangan definisi dari kata “Sadar” itu sesungguhnya. 

Mereka terlalu sayang dengan otak mereka sehingga mereka jarang mengaktivasi jaringan-jaringan otak mereka dengan harapan otak mereka akan senantiasa baru. Mereka lebih memilih nyantai merelaksasikan sel-sel otak mereka daripada menggunakan sel-sel otak tersebut bekerja keras tuk menyimpan data, mengelolah data, berpikir tuk menghasilkan solusi bagi masalah yang sedang atau mungkin akan dihadapinya. Mereka akan cenderung mencari alibi, dalih, dan alasan yang tujuannya gak lebih tuk digunakan sebagai pembenaran dan legalisasi kebiasaan yang gak pernah diharapkan oleh para orang tua mereka. Sebagai contoh mereka berharap ganja dilegalkan dengan menjadikan media industri dan medis sebagai alasan dan alibi mereka. Mereka dengan vokalnya menyerukan slogan-slogan tersebut seolah-olah merekalah para pelaku industri dan pelaku medis yang akan mengembangkan ganja menjadi sesuatu yang bermanfaat selain nyimeng. Ini adalah salah satu bukti mereka belum bisa membedakan mana kenyataan dan mana angan-angan. Mereka hanyalah para pemakai ganja, cimengers, halusinator, junkies. Namun mereka berkhayal, berangan-angan, serta berhalusinasi sebagai para pakar dunia industri dan ahli medis.

Hah,…. ngimpi kali yeeee !!! Bangun cuy,…. Tapi tetep mereka yakin klo mereka masih dalam keadaan sadar. Ironi ya ? Ckckck,… 

Dan hanya ketika seseorang menggunakan akalnya, pada saat itulah seseorang itu dianggap sadar. Dan Coba tanyakan pada mereka, para kaum junkies, apakah mereka sanggup dan rela tuk menghentikan atau meninggalkan kebiasaan nyimeng tsb ? 99,9% jawaban mereka gue pastikan adalah “tidak”. 

Ya,… mereka tidak akan sanggup dan rela tuk menghentikan atau meninggalkan kebiasaan nyimeng mereka. Lalu, jika mereka tidak sanggup utk itu, apa yang bisa kita harapkan pada mereka yang bersikap seolah-olah merekalah para pelaku industri dan para pelaku medis yang menjanjikan sesuatu yang baru dari ganja ? Mindset yang ada di otak mereka hanyalah jalan pintas. Maka industri yang dapat mereka janjikan hanyalah gak lebih dari industri lintingan ganja siap hisap dengan skala besar. Dan produk medis yang mereka bisa hadirkan gak lebih dari potongan daun ganja kering yang siap menenangkan dan merelaksasi sel2x otak mereka dengan inovasi di bagian kemasan tentunya.

Hah,…… Orang-orang ini yang kita ajak berdebat ? Buang waktu. lebih baik kita melindungi orang-orang terdekat kita agar tidak masuk ke dalam perangkap para bandar ganja dan antek-anteknya yang “MUNGKIN” hadir diantara mereka. Gue memberi string pada mungkin karena gue gak ingin berburuk sangka dengan anda-anda yang gencar menyuarakan legalisasi ganja. Karena mungkin dan skali lagi mungkin sebagian dari anda hanyalah korban liberalisasi berpikir dan belum ke tahap penikmat lintingan daun ganja kering. Semoga apa yang gue uraiankan disini dapat menjadi setitik embun yang akan mengembalikan kejernihan berpikir anda semua.  

Bangkit Indonesiaku TANPA GANJA !


3 komentar:

  1. hahaha ada masukannya juga dan ada juga yang gapantes anda pubikasikan karna buruknya fakta tentang tanaman ganja!

    Regards
    Pejuang Senyum :)

    BalasHapus
  2. kalo ga pernah naek sepeda trus lo mau cerita rasanya naek sepeda...
    kalo ga pernah nyimeng trus skrg lo jelek2in cimeng...
    jangan cm asal ngomong mas bro...

    pejuang senyum bersatu... :)

    BalasHapus