Beberapa
waktu belakangan ini, dunia semakin memperjelas efek media begitu kuat dalam
kehidupan nyata. Informasi tersebar begitu cepat, mungkin mengalahkan kendaraan
nabi ke surga.
Sekarang,
kita menjadi generasi menunduk alias melihat handphone setiap saat, walaupun
kita berada diantara keramaian, atau hal yang sederhana, berkumpul dengan
teman, masing-masing dari kita selalu melihat handphone, kadang kita tidak
memperhatikan apa yang dibicarakan teman kita saat itu, kita terlalu sibuk
dengan dunia kita sendiri. Sesuatu yang awalnya memang kita genggam, tapi
perlahan menggenggam seluruh hidup kita, membiarkan kita terkungkung dalam
genggamannya, sesuatu yang mencuri kenikmatan udara bebas yang kita hirup
setiap harinya, mencuci otak kita dengan mimpi dan fantasi serta imaji yang
semu, palsu, penuh dusta dan sementara, seperti kata Tyler, “The thing you own
end up owning you”.
Di zaman
yang seperti ini juga, zaman yang memperoleh informasi yang begitu cepat kita dapatkan
hanya dengan ujung jari kita. Semua informasi datang dalam waktu hitungan
detik. Semua lansung tersedia begitu saja. Ada banyak orang yang menerima
mentah-mentah tanpa menyaring informasi tersebut, sedikit yang menyaringnya. Akhirnya, apa yang
didapatkan oleh orang-orang yang menerima mentah-mentah tadi, lansung
menyebarkan semaunya, tanpa ragu-ragu, tanpa memikirkan efeknya, terkadang.
Dari
fenomena Florens yang menghina jogja, warga yang mengkritik walikotanya dan
mungkin banyak lagi hal-hal yang tidak enak untuk dikomentari dan
dibesar-besarkan. Menciptakan kerumunan di media sosial, kerumunan yang
bertransformasi dengan unik.
Sepertinya,orang-orang
di zaman sekarang suka dengan hal-hal yang dibesar-besarkan. Suka dengan hal yang
setengah matang. Sepertinya melakukan ini sudah menjadi budaya baru. Membuktikan
apa yang dikatakan Baudrillard kalau sekarang manusia menjadi makhluk layar
kaca dan jaringan. Ruang privat tidak lagi menjadi rahasia, termasuk path yang
awalnya diciptakan hanya untuk orang-orang terdekat saja. Sesuatu yang awalnya
hanya kita bagi dengan orang-orang yang dekat, kemudian dalam waktu hitungan menit
menjadi konsumsi semua orang.
Mungkin di
kemudian hari, berbicara secara lansung dan menikmati suasana hangat yang kita
sebut pertemuan, adalah hal yang langka, mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar