Kamis, 16 Agustus 2012

Dirgahayu 67 Tahun INDONESIAku !!!

Besok udah tanggal 17 Agutus 2012 , itu berarti Indonesia berulang tahun  yang ke 67 tahun.Usia yang sudah dikatakan tua,menurut umur manusia,Nabi Muhammad dikasih batas usia 63 tahun sama Allah,negara kita alhamdulillah udah masih bisa bertahan dengan umurnya yang segini.

 Indonesiapun bukannya luput dari kesalahan, keburukan yang memalukan.Indonesia masih memegang posisi sebagai negara paling korup se-Asia Tenggara. Kendatipun begitu, kitapun merasakan bahwa masa sekarang sama sekali berbeda dengan masa lalu di era kepemimpinan Pak Harto misalnya. Hari ini, setiap hari kita buka koran, ada artikel tentang pemberantasan korupsi, persidangan koruptor, dll. Namun yang membuat kita semua pusing adalah dagelan dagelan para dalang kebusukan ini. Kasus KPK, Kepolisian, Dinas Perpajakan, Kehakiman, Kejaksaan Agung, dan siapapun yang terkait ini seakan akan tidak ada ujungnya.

Adnan Buyung Nasution mengatakan pada saat sesi wawancara disebuah radio bahwa
3 lembaga paling korup di Indonesia. Seakan seperti refleks beliau menjawab dengan cepat dan yakin: “Kehakiman , Kejaksaan, Kepolisian.” Lalu beliau menambahkan “Ada lagi... Pengacara.” Dengan mengetahui fakta itu, siapa yang tidak pusing dengan penegakkan hukum di Indonesia? Apalagi ada begitu banyak kasus yang belum juga usai.Tidak usah kita bicarakan Gayus dan Susno.. Bagaimana dengan Century? Bagaimana dengan MUNIR? Bagaimana dengan kerusuhan mei 98? Bagaimana dengan semua ketidak adilan yang tidak pernah ditegakkan? 

Kalau uang digunakan sebagai senjata politik, maka kestabilan dunia politik bisa berantakan.Ini yang sebenarnya mulai terlihat. Bayangkan orang yang punya uang tak terhingga banyaknya, punya kekuatan media, dan memiliki kekuatan politik.Orang tersebut antara bisa membawa kebaikan, atau sebaliknya malapetaka untuk kestabilan negara. Tergantung nuraninya.Mungkin dari sini mulai terbayang mengapa dunia politik Indonesia sekarang sedang bergejolak.

Maaf eada emosi,hehehe.Tapi gue percaya kalau dibalik semua itu kita ini bangsa yang luar biasa,tentunya tanpa para koruptor itu.Lihat Indonesia sekarang. Lihat Indonesia, kalau ada yang bilang kita tidak punya potensi, maka dia buta.Ga usah takut kita belum mampu maksimalkan potensi.Indonesia sekarang, negara ini akan ada untuk SELAMANYA! Kita punya banyak waktu, banyak kekayaan dan percaya sama gue, banyak tenaga kerja yang MAMPU untuk membawa Indonesia jadi lebih baik.Memang, Indonesia tidak sempurna, memang Indonesia banyak korupsi, tapi negara negara lain juga punya kebobrokan sendiri sendiri.Gue bukannya mau menjelek jelekin negara lain, gue mau bilang bahwa Indonesia itu tidak buruk buruk amat.HANYA SAJA orang Indonesia terlalu sering fokus pada kesalahan Indonesia sehingga lupa untuk menyadari kebaikan dan potensi Indonesia.
Yang kita perlukan adalah menggunakan KEKUATAN dan KEMAMPUAN yang hebat dari setiap individu di Indonesia ini untuk MENYEDIAKAN PILIHAN.Supaya Bangsa ini tidak lagi terpaksa memberikan kuasa kepada orang orang yang lama. Orang orang yang itu itu aja.Supaya bangsa ini mendewasa dengan banyaknya PILIHAN.Itulah perjuangan kita.MENYEDIAKAN PILIHAN untuk mempercepat laju kedewasaan dan kesejahteraan kita sebagai bangsa.

“Musuh” kita hanya mereka yang memakai seragam dan mengibarkan bendera yang berbeda dengan kita.Setiap kali kita ada musuh bersama, Indonesia bersatu.Sudah saatnya kita menyadari bahwa sebenarnya, apapun yang terjadi di Indonesia, sesungguhnya kita selalu dan tidak pernah tidak cinta dengan Indonesia.Mungkin selama ini ada yang tidak mau kita bersatu.
Mungkin ada yang selama ini takut kalau Indonesia menjadi negara adidaya.Mungkin selama ini ada yang sebenarnya tahu apa yang negara kita bisa lakukan kalau kita bersatu.Mungkin, sudah waktunya kita buktikan siapa diri kita sebenarnya.Mungkin sudah waktunya kita mencuci bersih keburukan kita dengan mulai melakukan sesuatu untuk kebaikan Indonesia, BERSAMA-SAMA.

Dirgahayu ke 67 Indonesiaku

 

 

Minggu, 05 Agustus 2012

Noda menuju 67

Olimpiade kali ini yang di selenggarakan di Inggris merupakan Olimpiade yang menurut gue sangat buruk buat bangsa kita,Indonesia.Di Olmpiade kali ini,kita puasa medali emas,berbeda dengan olimpiade-olimpiade sebelumnya yang biasanya,kita meraih emas,khususnya bulutangkis.Apalagi setelah kasus terdiskualifikasinya kontingen ganda putri bulutangkis kita di olimpiade London karena tidak bermain secara sportif.Kita semua tahu masalahnya apa.Dan banyak yang kecewa dengan ini.Karena di cabang Bulutangkislah kita punya banyak harapan,bukan berarti cabang yang lain enggak,tapi di buluutangkis kita sudah banyak mengukir prestasi..

Sangat disayangkan, demi mengejar emas harus mengorbankan sportifitas.Katanya sih strategi,tapi Stategi yang membawa duka,pulang dengan memalukan.Lebih baik kalah sportif dari pada kalah nggak sportif apa lagi udah kena di diskualifikasi.

Dengan kejadian ini, bisa saja banyak orang yang memilih untuk membuang muka terhadap Indonesia.Banyak yang tidak antusias lagi melihat pertandingan bulutangkis,bisa saja.Banyak orang hari ini menjadikan hal-hal seperti ini sebagai alasan untuk apatis terhadap dunia olahraga Indonesia.Meninggalkan noda menuju usia 67 tahun Indonesia merdeka.



Semoga ini menjadi yang pertama dan terakhir bagi Indonesia.Semoga prestasi itu tiba, yang apatis semoga akan kembali lagi mendukung Indonesia.Mencintai sebuah tim, mencintai sebuah cabang olahraga, mencintai dan mendukung atlet-atlet Indonesia, bukan hanya karena harapan kemenangan,tapi sportifitas yang sangat dijunjung tinggi oleh bangsa ini.

Rasanya segar sekali berkumpul bersama-sama lagi  dengan atribut merah putih dan sama-sama berteriak

IN-DO-NE-SIAAAA!!

LOVE IT LIVE.
Perhelatan olahraga, terutama kalau mewakili Indonesia memang selalu jadi sesuatu yang sangat indah.
Menjadi sebuah budaya.Menjadi sebuah alat pemersatu paling indah.Olahraga memang tidak seharusnya jadi alasan atau pemicu sebuah konflik, justru sebaliknya.Olahraga memegang peranan yang sangat penting untuk bersatunya Indonesia.


Selasa, 05 Juni 2012

Tan Malaka, Komunisme, Pancasila, dan Warisan Pemikirannya

Tanggal 1 Juni kemarin diperingati hari lahirnya PANCASILA.Pancasila sebagai pandangan hidup yang mengedepankan perihal Ketuhanan dalam berbagai catatan sejarah bangsa Indonesia di masa Orde Baru diklaim terdistorsi dengan paham komunis yang terkesan kelewat revolusioner dan anti-Tuhan. Beberapa tahun kemudian, ideologi Nasakom (Nasionalis, Agama dan Komunis) yang digagas Soekarno karena hendak memberikan ruang bagi PKI dan komunisme menjadi bumerang bagi pemerintahan Soekarno.

Puncaknya adalah pemberontakan G30S yang di masa Orde Baru disebutkan didalangi PKI. Film penyiksaan dan pembunuhan yang sadis itu membuat siapa pun akan merinding mendengar nama PKI. Tanggal 1 Oktober pun ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, yang menjadi tanda bahwa Pancasila telah menang atas “kuasa jahat” PKI dan komunisme.

Pemerintahan yang dijalankan oleh SOEHARTO secara umum berhasil menanamkan suatu KETAKUTAN dan bahkan KEJIJIKAM terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) dan paham komunisme. Kita yang pernah hidup di masa itu tahu, bahwa segala sesuatu yang berbau dengan komunisme dan PKI HARAM hukumnya untuk DITELUSURI dan DIPELAJARI. Penataran-penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) digelar dalam berbagai institusi. INDOKTRINASI yang kaku ini dinilai sebagian kalangan cukup berhasil, walau banyak juga yang menyatakan bahwa sakralitas Pancasila menjadi PUDAR karenanya.

13070271351014146204
TAN MALAKA

Tan Malaka memiliki peran yang cukup besar dalam Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia pengagum berat ajaran-ajaran Marx dan Lenin. Tahun 1921 ia menjadi KETUA PKI  menggantikan ketua PKI saat itu, Semaun, yang sedang berada di Moskow. Namun, pada perkembangan selanjutnya, Tan agak berseberangan dengan beberapa tokoh komunis dalam negeri seperti Semaun, Alimin, Darsono, dan Musso.Hal ini bermula pada rapat PKI tanggal 25 Desember 1925 di Prambanan, Semarang, yang memutuskan mengadakan pemberontakan terhadap Belanda. Tan menilai PKI tidak siap melakukan hal itu. Ia meramalkan banyak kegagalan yang bakal dituai PKI dalam aksi itu. Ia menulis sebuah buku Massa Actie (Aksi Massa) untuk dijadikan bahan pembelajaran bersama sebelum sebuah aksi pemberontakan digelar. Buku Massa Actie yang ditulisnya di Singapura tidak sampai sasaran — belakangan malah dijadikan para nasionalis sebagai bahan pembelajaran melawan imperialisme. 

PKI tetap melakukan aksi pemberontakan terhadap Belanda di beberapa daerah di Jawa dan Sumatera pada 12 November 1926 sampai 12 Januari 1927. Target pemberontakan mereka banyak yang gagal. Banyak pemimpin PKI yang ditangkap dan dibuang. Namun Tan diakui di dunia internasional. Ia tetap menjadi anggota Komintern (Komunis Internasional),  menjadi pengawas untuk Indonesia, Malaya, Filipina, Thailand, Burma, dan Vietnam. Dengan beberapa kawan ia mendirikan Partai Republik Indonesia (Pari) di Bangkok pada bulan Juni 1927.

Tan Malaka yang lahir pada tahun 1897 adalah seorang yang di masa kecilnya mewarisi tradisi Minang: rajin sembahyang, tidur di masjid, dan hapal Qur’an. Nama lengkapnya Ibrahim Datuk Tan Malaka. “Saya lahir dalam keluarga Islam yang taat. Ibu-bapak saya keduanya taat dan orang (yang) takut kepada Allah dan jalankan sabda Nabi,” tulisnya dalam buku Islam dalam Tinjauan Madilog.

Ignas Kleden, sosiolog, menyebutnya Tan Malaka “Marxis tulen dalam pemikiran, tapi nasionalis yang tuntas dalam semua tindakannya.” Salah satu pandangan Tan tentang agama ada dalam baris-baris kalimat berikut, yang diucapkannya saat berpidato di kongres Komunis Internasional tahun 1922 di Rusia:
“Kami telah ditanya di pertemuan-pertemuan publik: Apakah Anda Muslim — ya atau tidak? Apakah Anda percaya pada Tuhan — ya atau tidak? Bagaimana kita menjawabnya? Ya, saya katakan, ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim, karena Tuhan mengatakan bahwa banyak iblis di antara banyak manusia!”
***
Di hari Pancasila ini, baiklah kita merenungkan bahwa tidak semua orang yang dekat dengan PKI dan komunisme tak memberikan sumbangsih apa pun bagi kemajuan bangsa ini. Tidak perlu menjadi seorang sejarawan dengan disiplin ilmu yang ketat untuk berpikir jernih tentang masa lalu. Mungkin ini sedikit naif. Namun, pertanyaannya: apakah semua orang menjadi pemuka agama ketika menganut sebuah agama? Apakah saya harus menjadi pendeta, dan saudara-saudara saya yang Muslim harus menjadi kiai atau ustad dulu, atau mereka yang Buddha harus menjadi bhiksu dulu, baru kita bisa berpikir jernih tentang agama? Tidak.

Sangat disayangkan, di masa kini banyak orang yang masih antipati dengan hal-hal tertentu, seperti komunisme, tanpa pernah berusaha tahu — paling tidak sekilas — tentang tentang hal-hal tersebut. Demikian pula dengan Tan Malaka. Tan Malaka jelas-jelas seorang yang tidak anti-Tuhan. Waktu saya membaca karyanya yang berjudul Pandangan Hidup, saya terkesan dengan wawasan yang ia miliki dalam hal filsafat dan agama. Ia menjabarkan berbagai ilmu filsafat dan agama yang telah membentuk kehidupan di dunia ini — dari teori evolusi Darwin, Islam, Kristen, Yunani, India, dan masih banyak yang lainnya.

Pemikir seperti Tan Malaka memang sudah jarang di zaman ini. Sebabnya, zaman sudah lain. Kita lebih banyak berpikir tentang bagaimana bertahan hidup di zaman yang penuh tantangan makin keras akibat arus globalisasi yang makin deras. Kita lebih banyak memikirkan kondisi perut kita sendiri. Tan Malaka, saat ia hidup, sibuk memikirkan seperti apa Indonesia pada nantinya. Ia tidak menikah dan berkeluarga karena hidupnya yang sulit dan berpindah-pindah. Ia menyamar di banyak kesempatan, menjadi buron karena harus menghindar dari intaian mata-mata pemerintah kolonial yang pro-kapitalis.

Hidupnya bahkan berakhir tragis, ditembak mati di tanah air dan republik yang ia cita-citakan memiliki kemerdekaan sendiri. Pemikiran-pemikiran Tan Malaka begitu visioner — ia memandang jauh ke depan. Bahkan sebelum Soekarno membuat risalah berjudul Mencapai Indonesia Merdeka tahun 1933, ia telah menyebut Indonesia sebagai “republik” pada tahun 1925 lewat karyanya berjudul Menuju Republik Indonesia. Dibandingkan dengan berbagai tokoh lain di zamannya, Tan Malaka adalah bapak bangsa yang paling banyak menulis.

Sampai kapan dan sejauh mana pemikiran-pemikiran Tan Malaka hidup? Tidak akan pernah ada yang tahu. Secara garis besar, Tan Malaka adalah sosok yang sangat anti-kapitalis, namun bangsa kita, yang berideologi Pancasila ini, kian kapitalis. Bukan hanya kapitalis, Pancasila pun kian terkikis. Sila Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Persatuan, diancam dengan berbagai teror dan toleransi antar umat beragama yang kian renggang. Sila Kerakyatan diinjak-injak oleh wakil-wakil rakyat dan pejabat yang haus jabatan dan kekuasaan. Sila Keadilan terancam dengan korupsi yang menjadi-jadi dan perlakuan yang semena-mena terhadap rakyat kecil.

Sudah waktunya warisan para pendiri bangsa di masa lalu kita tilik ulang untuk menata kehidupan di masa kini. Misalnya dalam hal ekonomi. Soekarno mewariskan paham Marhaenisme yang amat dekat dengan sosialisme ala Tan Malaka. Hatta menyampaikan gagasan-gagasan ekonomi kerakyatan yang memberdayakan rakyat sebagai pelaku kegiatan ekonomi.

Paling tidak, dengan mempelajari gagasan-gagasan para pendiri bangsa, kita bisa mengetahui ke mana bangsa ini mau dibawa, atau apa-apa saja yang sejak dulu sebenarnya sudah menjadi keunggulan di bangsa ini. Dan, ketika di masa kini kita tidak lagi menemukan suatu cara untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara, sebuah slogan, historia docet, menemukan kebenarannya. Historia docet artinya sejarah mengajar — mengajar kita untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

KOMPASIANA

Minggu, 08 April 2012

Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo

Inspirasi gue buat blog ini karena seorang yang memotivasi gue banget,seseorang yang cinta basket dan selingkuhannya sepakbola.Dia cinta banget sama INDONESIA.Sejak gue baca bukunya,dia berhasil ngebuat gue,khususnya perasaan gue buat cinta sama negara kita ini,gimanapun bentuknya sekarang ini ditengah perpecahan koalisi,banjir,serangan tomcat dan banyak lagi peristiwa yang sedang dialami oleh Indonesia sekarang ini.Dia adalah Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo.


Gue awalnya tahu dia sebagai Host dari acara reality show "Kena Deh" pasti kalian semua tahu acara itu.Acara yang ngetest tentang pengetahuan umum kita gitu tanpa kita sadar bahwa kita sedang masuk acara itu.

Dulu gue cuma tahu dia sebagai host doang,eh ternyata bukan.Sejak gue nonton Provoactive proactive dan gue dateng ke acara Rossy Goes To Campus di kampus gue UNRI yang sekarang biasa disebut UR dan gue nge follow twitter dia ternyata dia bukan hanya seorang Host,tapi juga penyiar,penulis,stand up comedian,rapper, pebisnis dan pemain basket tiap hari senin.

Dia penyiar sebuah radio,punya almbum yg bisa di dowlnoad grtais di pandji.com,usaha REF Clothing, sebuah brand untuk baju basket. Pandji pun konsisten dengan selalu memakai baju dari brandnya sendiri.

Gue juga download buku-bukunya yang ada di website pribadi dia,gue lupa alamatnya,dia ngebuat gue terinspirasi banget.Buku yang gue ngerti cuma NASIONAL.IS.ME.HAHA. Buku yang memberikan gue pengetahuan tentang Indonesia,bikin kita optimis,khususnya buat negara kita.Pokoknya bagus.Memotivasi,menginspirasi.


Selain itu,gue juga download lagu-lagi dia,ya yang sesuai dengan hatilah.Antara lain Untuk Indonesia,Kami tidak takut,Lagu melayu,Tak seindah dulu,Main itu hidup .HAHA.

Sejak adanya kompas TV gue jadi sering liat dia di tv,dia salah satu pencetus adanya stand up comedy di Indonesia tentunya bersama Raditya Dika dkk.Dia juga punya acara di kompas TV yang 180 derajat.

Dia orangnya keren tinggi,gue juga pengen tinggi kayak dia,dia orangnya punya ide-ide kreatif,abang gue mengakuinya.HAHA.Gue pengen download lagu dia always a player.Inti lagunya menganalogikan kehidupan dengan basket.

Gak banyak kata-kata gue yang menggambarkan gue mengidolakan pandji.

Rabu, 22 Februari 2012

Bisakah Menjamin?

Indonesia memang banyak koruptor,bahkan mungkin sangat banyak koruptor.
Ambil contoh generasi penerus Bangsa.Generasi penerus Indonesia saja sudah diajarkan buat menyuap.Bukan rahasia umum lagi kalau salah satu sekolah tinggi kedinasan yang berada di Jawa Barat,masuknya saja sudah menyogok alias pake uang.Uangnya pun tidak dalam jumlah kecil,jumlah besar.

Disini peran darah,daerah,duit sangat berperan sekali dan tidak lupa kekuasaan.Mereka yang memiliki kekuasaan akan mudah untuk masuk ke sekolah tinggi tersebut walaupun tidak memenuhi syarat untuk masuk kesana,tapi karena ada semua itu,jadinya masuk.Dengan kekuasaan dari kerabat keluarganya,adanya dauit untuk menyogok supaya bisa masuk kesana karena dijamin masa depannya akan bisa masuk ke sekolah tersebut.Siapa bisa jamin mereka nantinya tidak akan berusaha mengembalikan uang yang telah mereka berikan untuk masuk ke sekolah tersebut? Siapa bisa jamin? Tidak ada.Cuma dia dan hati kecilnya yang tahu.

Sepertinya harus diadakan ruqiyah nih buat mereka-mereka yang seperti itu,mungkin saja dengan caa seperti itu bisa mengembalikan kesadaran terhadap apa yang mereka lakukan dan mencegah tindakan suap menyuap dan korupsi.

Rabu, 11 Januari 2012

Ingatlah Pancasila

Situasi politik di Pekanbaru lagi panas. Demonstrasi,pembakaran rumah ketua KPUD udah menghiasi kota Pekanbaru.Pasangan Firdaus-Ayat menang telak teradap pasangan Septina-Erizal.Tapi belum ada putusan mengenai ini,siapa yang bakal jadi walikota Pekanbaru.

Massa Demo Pekanbaru Bakar Ban Bekas
ini pendukung salah satu pasangan CAWALKOT yang berdemonstrasi di dean
Politik tujuan sejatinya adalah memperoleh kekuasaan.Jadi orang akan melakukan hal apa saja untuk memperoleh kekuasaan. Tapi,haruskah dengan cara yang seperti ini? Pemimpin itu adalah contoh bagi rakyatnya,mau memimpin aja udah kayak gini,gimana memimpin.Semuanya mempunyai kepentingan politik.Ya semuanya,makanya jangan melakukan hal yang berlebihan,karena berlebihan itu gak baik.

Semuanya pengen jadi walikota,apa yang di kejar? ingin merubah kota? ingin memajukan kota? Masih banyak cara,masih banyak.Tidak perlu disebutkan lagi,mungkin sudah tahu.

Yang namanya pemilu itu ya kelompok yang terbesar yang menang.Begitu seterusnya sampai kiamat. 
Semua udah lupa mungkin ya sama pancasila,bukannya saya sok ngerti sama pancasila,tapi 5 sila itu adalah penuntun kehidupan berbasangsa dan bernegara,dimana letak persatuan kita? setiap kelompok saling serang,dimana sila keempat kita? musyawarah mufakat.

Pancasila sudah disusun oleh Para pendiri bangsa ini dahulu untuk kita,untuk anak cucu kita nantinya.Kalau seperti ini prosesnya,mungkin akan begini sampai kiamat.

Jadilah pemimpin yang berjiwa besar,menerima kekalahan dan jadilah pemimpin yang jujur,maka akan disayang rakyat.

Selasa, 10 Januari 2012

Misteri Tan Malaka

Harry A Poeze, Meener Belanda Pengungkap Misteri Tan Malaka.

Sosok pahlawan revolusioner Tan Malaka, rupanya menarik perhatian peneliti asal Belanda, Harry A Poeze. Selama 40 tahun pria Belanda kelahiran 20 Oktober 1947 itu meneliti kemisteriusan sosok revolusioner beraliran kiri tersebut.

Sungguh ironis memang, di saat mayoritas warga-warga pribumi kurang mengenal sosok Tan Malaka, Harry Poeze hadir sebagai penguak misteri tokoh Tan Malaka. September 2009 lalu, ia bersama rekannya berhasil menemukan makam Tan Malaka, di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur.

Ketertarikan Harry akan tokoh Tan Malaka dimulai saat dirinya sedang membuat skripsi pada tahun 1971. Kala itu, Harry ingin meneliti tentang sejarah Indonesia hingga akhirnya menemukan arsip-asrsip tentang Tan Malaka yang tersimpan di Belanda. Ia pun sempat mengunjungi sekolah Tan Malaka saat tinggal di Belanda

"Begitu saya baca garis besar dari riwayat beliau, sangat luar biasa. Kemisteriusan beliau, yang membuat saya tertarik untuk meneliti," Ucap Harry, saat jumpa pers terkait perkembangan hasil DNA Tan Malaka, di Wisma Shalom, Jl Kramat Pulo, Jakarta, Senin (9/1/2012).

Pria lulusan Amsterdam Universiteit ini, mengaku tidak puas jika hanya meneliti sosok Tan Malaka dari kejauhan. Akhirnya, pada tahun 1976, Harry menapakkan kakinya di tanah Jawa. Kala itu, rezim orde baru sedang berkuasa, sulit sekali mencari informasi tentang Tan Malaka, karena ia dianggap tokoh aliran komunis yang saat itu masih dianggap tabu.

"Dalam kunjungan ke Indonesia, saya tidak pernah menulis nama Tan Malaka dalam visa saya. Seandainya saya tulis, mungkin penelitian saya tidak akan pernah terjadi karena Orde Baru sangat menutup informasi Tan Malaka," papar Harry.

Selain informasi, kesulitan Harry dalam penelitiannya ialah sosok Tan Malaka yang belum akrab di telinga masyarakat pada masa itu. Namun Harry agak diuntungkan dengan statusnya sebagai warga asing. Karena pada masa tersebut, kecurigaan sangat besar, manakala seseorang ingin menggali informasi yang berkaitan dengan PKI.

"Mungkin kalau saya warga Indonesia yang ingin menggali soal Tan Malaka dan pemikirannya, saya bisa dicurigai sebagai PKI," ucap ayah dua anak ini.

Keuletan dan dedikasinya yang tanpa lelah, tepat pada 40 tahun penelitiannya terhadap Tan Malaka, Harry menemukan sebuah jawaban dari kisah misterius Tan Malaka. Sebuah makam di desa kecil yang bernama Selopanggung, mengungkap tabir dari sosok pahlawan nasional tersebut.

Harry bercerita memang sangat sulit sekali menentukan apakah makam tersebut adalah kuburan Tan Malaka atau tidak, warga desa pun tidak mengenal sosok Tan Malaka. Harry memutar otaknya, ia menanyakan pada warga, apakah sosok yang dikubur dalam makam itu merupakan korban penembakan tentara, hingga ciri-ciri fisik pengarang buku Madilog tersebut.

"Dan kepala desa di sana ingat betul peristiwa itu, saya pun menanyakan ciri-ciri fisiknya dan hasilnya mirip," ungkap Harry dengan rasa puas.

Kini, misteri Tan Malaka mulai terbuka sedikit demi sedikit. Dedikasinya terhadap Tan Malaka, membuat Harry bercerita dalam enam bukunya yang berseri Tan Malaka. Kelak, Ia berharap semoga penelitannya tidak terhenti pada titik ini saja.

Di mata Harry, Tan Malaka memiliki sosok yang amat menarik. Konseptor partai Murba ini, dinilai Harry sebagai seorang tokoh yang memiliki tulisan sejarah Indonesia dari sudut pandang yang berbeda. Harry mengatakan kisah Tan Malaka merupakan satu babak sejarah Indonesia yang hilang, karena ditutup rapat-rapat oleh rezim Orde Baru.

"Sosok lain yang membuat saya tertarik akan Malaka ialah karya sastranya. Buku Madilog memberikan cara berpikir yang berbeda dari sosok Tan Malaka," jelas pria bermantu orang Indonesia ini.

Ketertarikan akan Tan Malaka membuat dirinya ingin menggali sejarah-sejarah Indonesia, terutama yang masih menyimpan misteri. Kedepannya, ia ingin membuat buku tentang orang-orang buangan pada masa pendudukan Belanda dan orang buangan PKI, di Tanah Merah, Digoel, Papua.

"Proyeksi ke depan ingin sekali meneliti tentang orang-orang Indonesia yang dibuang ke Tanah Merah. Pasti akan menyenangkan perjalanan saya ke Papua nanti," tutup Harry, mengakhiri perbincangan.

Dikutip dari Detik.com